Kerajaan Tarumanegara Abad V M

 


  • Sumber Sejarah
Prasasti yang ditemukan di tempat-tempat berbeda namun tidak terlalu jauh satu sama lain. Berikut adalah beberapa prasasti peninggalan kerajaan Tarumanegara.
Prasasti CiaruteunPada prasasti ini ditemukan ukiran laba-laba dan telapak kaki yang diibaratkan dewa Wisnu, serta  sajak beraksara palawa dalam bahasa Sanskerta
Prasasti Jambu ( Koleangkak )Seperti namanya, prasasti ini ditemukan di kawasan perkebunan jambu, bukit Pasir Koleyangkak, Leuwiliang, Kabupaten Bogor atau 30 Km setelah bagian barat Bogor. Prasasti ini juga disebut Prasasti Koleangkak atau Pasir Jambu. Kesimpulan dari prasasti ini adalah tentang telapak kaki raja purnawarman yang gagah, berani dan jujur yang ditakuti oleh musuh-musuhnya tetapi melindungi rakyat yang memberikan bantuan kepadanya. 
Prasasti Jambu
Prasasti Pasir Awi: Ditemukan di Pasir Awi , Bogor. Dalam prasasti ini juga terdapat gambar telapak kaki dan tulisan ikal. Namun, sayangnya isi dari prasasti ini belum dapat disimpulkan oleh para ahli. 
Prasasti Kebon KopiPrasasti kebun kopi ditemukan di kampung Muara Hilir, Cibungbulan, Bogor, Isi nya tentang sebuah telapak kaki gaja raja purnawarman yang diibaratkan gajah dewa wisnu yaitu airawata
Prasasti Muara cianten Prasasti ini ditemukan di Muara Cianten, Bogor. Prasasti ini memiliki kemiripan dengan Prasasti Awi (memiliki gambar telapak kaki dan tulisan ikal). Namun, tulisan atau isinya belum dapat disimpulkan oleh para Ahli.
Prasasti Tugu Prasasi ini ditemukan di Tugu, daerah Cilincing, DKI Jakarta dekat perbatasan dengan daerah Bekasi, isinya tentang pembuatan aliran sunga candrabagha dan gomati.
Prasasti LebakPrasasti ditemukan di kampung Lebak, tepi sungai Cidanghiang, kecamatan Munjul, kabupaten Pandeglang, Banten. Oleh karena itu, terkadang prasasti ini juga disebut prasasti Cidanghiang atau prasasti Munjul. Dalam prasasti ini membahas tentang tanda kepangkatan raja purnawarman dan batas-batas wilayah yang dikuasai Kerajaan Tarumanegara. 
Prasasti Lebak
  • Lokasi Kerajaan
Berdasarkan sumber sejarah yang ada yaitu beberapa buah prasasti, telah dijelaskan bawah Kerajaan Tarumanegara terletak disekitaran Jawa Barat, dengan pusat kerajaanya di wilayah Bogor. Hal ini didasarkan atas berita dari China yang menyebutkan, bahwa Fa-Hien pernah singgah di Kerajaan To-Lo-Mo pada tahun 414 M, Nama To-Lo-Mo yang ditulis Fa-Hien tersebut sama dengan nama Taruma.

  • Kehidupan Politik 
Gambaran politik kerajaan Tarumanegara didapat melalui prasasti-prasasti yang telah ditemukan. Berdasarkan isi prasasti yang telah dibaca, hanya disebutkan seorang raja yang pernah memerintah kerajaan Tarumanegara yaitu Raja Purnawarman. Dalam prasasti Ciaruteun, Purnawarman disebut sebagai Dewa Wisnu yang dianggap sebagai pemelihara dan pelindung. Isi prasasti Ciaruteun yaitu " Inilah tanda sepasang telapak kaki yang seperti kaki Dewa Wisnu ialah telapak yang mulia sang Purnawarman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia ".
Prasasti Ciaruteun
Cap telapak kaki pada prasasti melambangkan kekuasaan atau penaklukan raja atas daerah tempat ditemukannya prasasti tersebut. 
  • Kehidupan Ekonomi
Mata pencaharian rakyat Tarumanegara yaitu sebagai petani atau agraris. Hal ini diperkuat dengan adanya penggalian sungai yang dilakukan oleh Raja Purnawarman yang ditulis dalam prasasti Tugu. Isi prasasti tugu menceritakan penggalian aliran sungai candrabaga dan sungai gomati sepanjang 6112 tombak ( 11 km ). Penggalian sungai tersebut dianggap sebagai usaha raja Purnawarman untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, karena sungai dijadikan sebagai sarana irigasi dan pengairan sawah serta mengatasi masalah banjir. 
Dalam catatan Fa-Hien,seoarang musafir Cina,dijelaskan bahwa masyarakat Tarumanegara sudah melakukan kegiatan berdagang. Barang yg diperdagangkan antara lain beras dan kayu jati. Pembangunan aliran sungai candrabaga dan gomati dimanfaatkan juga sebagai sarana lalu lintas perdagangan antar daerah kekuasaan di Kerajaan Tarumanegar.
Prasasti Tugu
  • Keruntuhan Kerajaan 
Kerajaan Taruma diperkirakan hancur pada abad ke 7 M, ditandai dengan adanya berita dari China yang menyebutkan bahwa kerajaan To-Lo-Mo terakhir mengirim utusan pada tahun 669 M dan setelah itu tidak ada lagi. Hancurnya kerajaan Tarumagera salah satunya akibat serangan dari kerajaan Sriwijaya. 






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemerintahaan Sipil Jepang di Indonesia

Pengertian Sejarah

Pembentukan Organisasi Semi Militer dan Militer