Perkembangan Organisasi : Masa Awal

Budi Utomo
Organisasi Budi Utomo berdiri atas inisiatif Dr Wahidin Soedirohoesodo yang ingin meningkatkan martabat bangsanya melalaui kegiatan pengajaran. Pada tahun 1906, Wahidin Soedirohoesodo berdiskusi di STOVIA  dengan dr Sutomo. Hasil dari diskusi ini adalah pada tanggal 20 Mei 1908 didirikan lah Budi Utomo dengan ketua nya Sutomo. Organisasi ini memiliki tujuan meningkatkan pengajaran, pertanian, peternakan, kebudayaan.  Budi Utomo mengadakan kongres pertama pada tanggal 3-5 Oktober 1908 di Yogyakarta, hasil kongres ini adalah mempertegas ruang gerak Budi Utomo di bidang sosial-budaya, bukan di bidang politik. Seiring berjalanya waktu, Budi Utomo mulai mengalami kemunduran. Hal ini disebabkan karena terjadi nya perbedaan orientasi antara golongan tua dengan golongan muda dan berdirinya Sarekat Islam pada tahun 1912 yang lebih luas jangkaunnya. Akhrinya pada tahun 1935 Budi Utomo bergabung dengan Parindra.


Logo Budi Utomo dan Dr Sutomo

Sarekat Islam
Semangat Nasionalisme menjalar juga pada organisasi Sarekat Islam yang berdiri tiga puluh tahun setelah Budi Utomo lahir. Organisasi yang bernapaskan Islam ini awalnya bernama Sarekat Dagang Islam  ( SDI ) yang didirikan oleh H. Samanhudi pada tahun 1911. Pada awalnya organisasi ini bertujuan memajukan perdagangan Indonesia di bawah Islam dan untuk menyaingi perdagangan Cina di Solo. Tetapi pada perkembangannya, organisasi ini mulai melakukan perlawanan terhadap setiap bentuk kecurangan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda maupun para priyayi.  Pada 10 September 1912, HOS Cokroaminoto mengusulkan penghapusan kata "dagang" sehingga menjadi Sarekat Islam. Tujuan dari penghapusan kata dagang yaitu agar ruang gerak SI lebih luas, bukan hanya sebatas perdagangan saja. Kongres pertama di Surabaya pada tahun 1913 yang menghasilkan keputusan SI akan bergerak di bidang politik dan HOS Cokroaminoto dipilih sebagai ketua.  Dalam perkembangan nya SI mulai di susupi oleh ISDV dan mulai berkembang gerakan sosialis tokohnya yaitu Semaun, Darsaono dan Tan Malaka. Sikap Sarket Islam yang mulai mengambil sikap kooperatif denga pemerintah mulai ditentang oleh ISDV. ISDV hanya menghendaki Sarekat Islam tetap mengambil sikap nonkooperatif terhdapat pemerintah Belanda, sehingga di dalam tubuh SI sendiri mulai terbagi menjadi dua kubu yaitu kubu nasionalis religius yang dikenal SI putih pimpinan HOS Cokroaminoto dan kubu ekonomi dogmatis atau SI Merah dengan haluan sosialis kiri pimpinan Semaun dan Darsono. Dengan kondisi tersebut, SI kemudian memutuskan mengganti nama menjadi Partai Sarekat Islam ( PSI ). Pada tahun 1930, namanya berubah kembali menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia ( PSII ) dengan ketuanya H.Agus Salim
Logo Sarekat Islam



Indische Partij
Tahap selanjutnya dalam perkembangan pergerakan nasional Indonesia adalah lahirnya organisasi bercorak politik yaitu Indische Partij yang didirikan pada tanggal 25 Desember 1912 di Bandung. Organisasi ini didirikan oleh tiga serangkai yaitu E.F.E Douwes Dekker, Ki Hajar Dewantara dan Cipto Mangunkusumo. Indische Partij dengan tegas menyatakan berjuang untuk melepaskan dari penjajahan. Tujuan dari organisasi ini adalah membangun patriotisme masyarakat pribumi yang telah memberi kehidupan pada mereka. Dasar organisasi ini adalah nasionalisme dan Indonesia merupakan national home bagi semua kalangan.  Pada tahun 1913 Belanda melakukan penangkapan terhadap tiga serangkai yang disebabkan pidato Ki Hajar Dewantara yang berjudul Seandainya Saya Seorang Belanda. Mereka dibuang ke Belanda. Akibatya Belanda menyatakan Indische Partij menjadi partai terlarang. Organisasi ini kemudian berubah nama menjadi Insulinde dan berubah kembali menjadi National Indische Partij ( NIP ), tetapi NIP tidak bertahan lama dan kemudian bubar. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemerintahaan Sipil Jepang di Indonesia

Pengertian Sejarah

Pembentukan Organisasi Semi Militer dan Militer