Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2023

Kerajaan Mataram Kuno Dinasti Sailendra Abad VIII M

Gambar
  Wilayah Kekuasaan Mataram Kuno Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah dikuasai oleh dua dinasti, yaitu Kerajaan Mataram dinasti sanjaya yang mengembangkan agama Hindu, dan kerajaan Mataram dinasti Sailendra yang mengembangkan agama Budha. Dinasti Sanjaya yang berkuasa di Kerajaan Mataram secara geografis menguasai wilayah Jawa Tengah bagian Utara. Adapun dinasti Sailendra menguasai wilayah Jawa Tengah bagian Selatan. Kerajaan ini berlokasi di pedalaman Jawa Tengah, di sekitar daerah yang banyak dialiri sungai, daerah ini juga dikelilingi oleh pegunungan yang disebut dengan bumi mataram. Kehidupan Politik Nama Sailendra pertama kali ditemukan dalam prasasti Kalasan ( 778 M ). Menurut Codes, Sailendra berasal dari Funan ( Kamboja ). Akibat Kerajaan Funan mengalami kehancuran, sebagian dari keturunan Sailendra mengembara ke tanah Jawa. Pendapat ini diperkuat oleh Casparis, menurut Casparis setiba di Mataram berhasil mengalahkan penguasa awal yaitu dinasti Sanjaya dan akhirnya Dinasti Sail

Kerajaan Mataram Kuno Dinasti Sanjaya Abad VIII M

Gambar
  Wilayah Kekuasaan Mataram Kuno Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah dikuasai oleh dua dinasti, yaitu Kerajaan Mataram dinasti sanjaya yang mengembangkan agama Hindu, dan kerajaan Mataram dinasti Sailendra yang mengembangkan agama Budha. Dinasti Sanjaya yang berkuasa di Kerajaan Mataram secara geografis menguasai wilayah Jawa Tengah bagian Utara. Adapun dinasti Sailendra menguasai wilayah Jawa Tengah bagian Selatan. Kerajaan ini berlokasi di pedalaman Jawa Tengah, di sekitar daerah yang banyak dialiri sungai, daerah ini juga dikelilingi oleh pegunungan yang disebut dengan bumi mataram. Kehidupan Politik Dinasti Sanjaya didirikan oleh Rakai Sanjaya Sang Ratu Mataram, hal ini didapat dari prasasti Canggal ( 732 M ).  Raja yang memerintah setelah Sanjaya dapat diketahui melalui prasasti kalasan (788 M ) dan Prasasti Kedu (907 M) yaitu Rakai Panangkaran. Berdasarkan dua prasati ini, dapat disimpulkan bahwa Dinasti Sailendra dari Sumatera menguasai Jawa pada masa Rakai Panangkaran dan menj

Kerajaan Sriwijaya abad VII-XV M

Gambar
  Peta Wilayah Kekuasaan Kerajaan Sriwijaya Sumber Sejarah Berita dalam negeri Berita-berita dalam negeri berasal dari prasasti-prasasti yang dibuat oleh raja-raja dari Kerajaan Sriwijaya. Prasasti tersebut sebagian besar mengguna-kan huruf Pallawa dan bahasa Melayu Kuno . Prasasti itu antara lain sebagai berikut : Prasasti Kedukan Bukit :  Prasasti berangka tahun 684 M itu menyebutkan bahwa Raja Sriwijaya bernama Dapunta Hyang membawa tentara sebanyak 20.000 orang berhasil menundukkan Minangatamwan. Dengan kemenangan itu, Kerajaan Sriwijaya menjadi makmur. Daerah yang dimaksud Minangatamwan itu kemungkinan adalah daerah Binaga yang terletak di Jambi. Daerah itu sangat strategis untuk perdagangan.  Prasasti Talaga Batu :  Ditemukan pada tahun 1935 di Telaga Batu, Sabukingking 2 Ilir, Palembang terdiri dari 28 baris, dihiasi lambang negara Sriwijaya berupa naga berkepala tujuh digunakan untuk pelaksanaan upacara sumpah kesetian para

Kerajaan Tarumanegara Abad V M

Gambar
  Sumber Sejarah Prasasti yang ditemukan di tempat-tempat berbeda namun tidak terlalu jauh satu sama lain. Berikut adalah beberapa prasasti peninggalan kerajaan Tarumanegara. Prasasti Ciaruteun :  Pada prasasti ini ditemukan ukiran laba-laba dan telapak kaki yang diibaratkan dewa Wisnu, serta    sajak beraksara palawa dalam bahasa Sanskerta Prasasti Jambu ( Koleangkak ) :  Seperti namanya, prasasti ini ditemukan di kawasan perkebunan jambu, bukit Pasir Koleyangkak, Leuwiliang, Kabupaten Bogor atau 30 Km setelah bagian barat Bogor. Prasasti ini juga disebut Prasasti Koleangkak atau Pasir Jambu. Kesimpulan dari prasasti ini adalah tentang telapak kaki raja purnawarman yang gagah, berani dan jujur yang ditakuti oleh musuh-musuhnya tetapi melindungi rakyat yang memberikan bantuan kepadanya.  Prasasti Jambu Prasasti Pasir Awi:   Ditemukan di Pasir Awi , Bogor. Dalam prasasti ini juga terdapat gambar telapak kaki dan tulisan ikal. Namun, sayangnya isi dari prasa

Pemerintahaan Sipil Jepang di Indonesia

Gambar
Demi mendukung kelancaran pemerintahan pendudukan Jepang di Indonesia yang sifatnya militer, Jepang juga mengembangkan pemerintahan sipil.  Dikutip dari Masa Pendudukan Jepang di Indonesia (2019), sebelumnya pemerintah militer Jepang sudah menunjuk gunseibu. Gunseibu kira-kira semacam gubernur. Tugasnya memulihkan ketertiban dan keamanan. Pembagiannya meliputi: Jawa Barat berpusat di Bandung Jawa Tengah berpusat di Semarang Jawa Timur berpusat di Surabaya Daerah istimewa (Kochi) di Yogyakarta Daerah istimewa (Kochi) di Surakarta  Tetapi Pada bulan Agustus 1942, pemerintahan militer berusaha meningkatkan sistem pemerintahan, antara lain dengan mengeluarkan UU No. 27 tentang pemerintahan daerah dan dimantapkan dengan Undang-Undang No.28 tentang pemerintahan shu serta tokubetsushi . Dengan Undang-Undang tersebut, pemerintahan akan dilengkapi dengan pemerintah sipil dan penghapusan sistem pemerintahaan gunseibu dan di ganti dengan pemerintah shu. Menurut UU No.28 tersebut, Jepang membagi w

Pemerintahaan Militer Jepang Di Indonesia

Gambar
  Pada tanggal 8 Maret 1942, Jendral Ter Poorten, menyerah tanpa syarat kepada Jepang di bawah pimpinan Jendral Imamurra. Penyerahaan ini adalah penanda secara sah jepang mulai menduduki Indonesia. Hal yang pertama kali dilakukan oleh Jepang adalah membagi wilayah Indonesia menjadi tiga wilayah militer yaitu :   1.     Pemerintahan Militer Angkatan Darat ke-25 (Tentara Keduapuluhlima), wilayah     kekuasaannya meliputi Sumatra dengan pusat pemerintahan di Bukittinggi. 2.   Pemerintahan Militer Angkatan Darat ke-16 (Tentara Keenambelas), wilayah   kekuasaannya meliputi Jawa dan Madura dengan pusat pemerintahan di Jakarta. 3.   Pemerintahan Militer Angkatan Laut II (Armada Selatan Kedua), wilayah   kekuasaannya meliputi Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku dengan pusat   pemerintahan di Makassar.   Pemerintahan sementara langsung kemudian diberlakukan sesuai dengan Osamu Seirei (Undang-Undang yang dikeluarkan oleh Panglima Tentara Ke-16). Ketentuan dalam undang-undang tersebut sebagai beri

Latarbelakang Pendudukan Jepang di Indonesia

Gambar
  Jepang antara tahun 1635 - 1854 melaksanakan politik isolasi diri ( menutup diri ) atau Sakoku, politik ini dimulai pada masa Shogun Tokugawa Iemitsu. Sakoku dilaksanakn agar Jepang tidak memperoleh pengaruh yang besar dari penjelajahan Portugis salah satunya yaitu penyebaran agama Khatolik. Sejak dilaksanakanyan Sakoku pada tahun 1635 sampai dengan 1854 banyak sekali dampak yang dirasakan oleh Jepang yaitu antara lain terbatasnya perdagangan luar negeri, Jepang menjadi negara yang tertutup bagi dunia luar. Kebijakan Sakoku ini berlangsung hingga dibukanya Jepang secara paksa oleh ekspedisi  Matthew Perry dari Amerika Serikat, tahun 1853 . Tepat  pada tahun 1854, Jepang mulai membuka pintu politik isolasi ( menutup diri ) setelah dilaksanakanya konvensi kanagawa. Setelah konvensi ini akhirnya Jepang mulai membuka diri untuk bangsa-bangsa asing yang disebut dengan restorasi meiji (1866-1869 ) yang menitik beratkan pada perkembangan sumberdaya manusia dan industri, sehingga pada akhi