Jalur Penjelajahan Samudera Bangsa Inggris
Inggris awalnya salah satu negara di Eropa yang memperoleh keuntungan dari rempah-remapah yang dibawah Portugis dan Spanyol. Inggris dapat mengambil keuntungan besar dalam perdagangan rempah- rempah karena Inggris mendapatkan rempah-rempah secara bebas dan relatif murah di Lisabon. Rempah-rempah itu kemudian diperdagangkan di daerah-daerah Eropa Barat bahkan sampai di Eropa Utara. Tetapi karena Inggris terlibat konflik dengan Portugis sebagai bagian dari Perang 80 Tahun, maka Inggris mulai mengalami kesulitan untuk mendapatkan rempah- rempah dari pasar Lisabon. Oleh karena itu, Inggris kemudian berusaha mencari sendiri negeri penghasil rempah-rempah. Banyak anggota masyarakat, para pelaut dan pedagang yang tidak melibatkan diri dalam perang justru mengadakan pelayaran dan penjelajahan samudra untuk menemukan daerah penghasil rempah-rempah.
Penjelajahan Samudera Bangsa Inggris
Pelayaran Bangsa Inggris dalam rangka mencari rempah-rempah di dunia timur umumnya tertinggal dengan bangsa eropa lainnya (Spanyol, Portugis). Hal ini disebabkan karena Inggris memusatkan tujuan untuk menjelajahi daerah Amerika. Pelayaran bangsa Inggris dalam mencari rempah rempah dimulai oleh rombongan Sir Francis Drake pada tahun 1577. Drake bersama rombongannya bertolak dari Inggris menuju ke arah barat, berlayar menyusuri samudra atlantik. Drake menepi di Teluk San Julian, yang sekarang termasuk daerah Argentina. Rombongan Sir Francis Drake menuju ke arah selatan, memasuki selat Magellan di ujung Amerika Selatan.Pada tahun 1578, Drake bersama rombongannya memasuki Samudra Pasifik dan berlayar menuju ke arah utara. Ia singgah di Chili, Drake mendapat peta perjalanan ke Peru dari pelaut bangsa Spanyol. Drake dan rombongannya melanjutkan perjalanan dan sampai di Peru. Tahun 1579, Drake menyebrangi samudra pasifik hingga sampai di perairan Filipina. Dari Filipina, Drake melanjutkan pelayaran memasuki perairan Indonesia. Ia berhasil berlabuh di Ternate, Maluku. Di Ternate, Drake mendapatkan rempah-rempah dalam jumlah yang besar. Setelah dirasa mendapatkan rempah-rempah, Drake dan rombongannya memutuskan untuk kembali ke Inggris.
Pada tahun 1591 satu ekspedisi yang terdiri dari tiga buah kapal bertolak dari Plymouth, Inggris dipimpin oleh James Lancaster, tujuannya adalah ke India Timur melalui Tanjung Harapan. Penjelajahan ini tidak begitu berhasil karena hanya satu kapal yang berhasil melanjutkan perjalanan yaitu kapal yang dipimpin oleh Lancaster. Di India, Lancaster mendirikan EIC (East Indian Company). Ia dibantu oleh Jhon Davis dalam mengurusi hal perdagangan di India. Lancaster mendapat perintah untuk melanjutkan pelayaran mencari sumber rempah-rempah yang lebih melimpah. Pada tahun 1602, Rombongan Lancaster dan maskapai dagang EIC tiba di Aceh, melalui selat malaka. Ia terus melanjutkan perjalanan hingga ke Banten. Lancaster merasa bingung mendapati bahwa Belanda menyikapi kedatangan bangsa Inggris sebagai lawan. Padahal di kawasan Eropa, Belanda dan Inggris merupakan sekutu. Di Banten, Lancaster juga mendirikan kantor dagang EIC. Ia sebagai pengurus di kantor dagang tersebut. Sir James Lancaster kembali ke negerinya, Inggris pada tahun 1603 dengan membawa kapal yang dipenuhi oleh lada.
Rute perjalanan Sir Henry Middleton saat menuju ke kepulauan Indonesia hampir sama dengan rute Lancaster. Perjalanan Middleton bersama rombongannya dimulai pada tahun 1604. Ia dari Inggris berlayar menuju ke selatan. Menyusuri perairan Cabo da Roca Portugal dan Pulau Canary. Ia singgah di Teluk Verde, Afrika Barat karena persediaan makanan telah menipis. Ia mencari persediaan makanan di daratan Afrika Barat. Setelah dirasa mendapatkan makanan yang cukup, Middleton melanjutkan pelayaran menyusuri perairan Afrika Selatan dan memasuki Samudra Hindia. Middleton menyebrangi Samudra Hindia hingga mencapai pulau Sumatra. Dari Sumatra, Middleton menuju ke Banten pada akhir tahun 1604. Dari Banten ia berlayar lagi menuju ke Ambon (1605) Setelah Ambon, Sir Henry Middleton juga mengunjungi berbagai pulau di Maluku, seperti Ternate dan Tidore. Dari Pulau Maluku, Kapal Middleton dipenuhi oleh rempah-rempah, seperti lada dan cengkeh.
Komentar
Posting Komentar