Perlawanan Kerajaan Makasar terhadap VOC
Kesultanan Gowa-Tallo adalah kesultanan yang terletak di Makassar, Sulawesi Selatan. Kesultanan ini sering juga disebut sebagai kesultanan Makassar. Wilayahnya terletak di Kabupaten Gowa. Kondisi politik di kesultanan ini dalam bentuk persekutuan sesuai pilihan masing-masing. Keduanya membentuk persekutuan tahun 1528 sehingga melahirkan Kesultanan Gowa-Tallo atau Kesultanan Makassar.
Kerajaan Goa yang berpusat di Somba Opu sendiri merupakan salah satu kerajaan yang terkenal di nusantara, pelabuhan Somba Opu dengan letaknya yang sangat strategis bagi perdagangan internasional sangat terbuka bagi para pedagang asing yang ingin tinggal di sana misalnya Inggris, Denmark, portugis dan Belanda. Dengan prinsip keterbukaan bagi smeua pedagang asing yang akan tinggal di Somba Opu maka kerajaan Goa semakin berkembang pesat. Sultan hasanudiin adalah raja dari kesultanan Goa (makasar) merupakan raja mempun membawa kerajaan Goa pada puncaknya. Dia terkenal sebagai raja yang sangat anti kepada dominasi asing. Oleh karena itu ia menentang kehadiran dan monopoli yang dipaksakan oleh VOC yang telah berkuasa di Ambon. Untuk itu hubungan antara Batavia (pusat kekuasaan VOC di Hindia Timur) dan Ambon terhalangi oleh adanya kerajaan Makasar. Dengan kondisi tersebut maka timbul pertentangan antara Sultan Hasannudin dengan VOC.
VOC dengan segala bentuk ketamakan dan keserahkannya sangat ingin menguasai pelabuhan Somba Opu serta menerapkan monopoli perdagangan. VOC berusaha untuk menjatuhkan kerajaan Goa dengan cara melakukan blokade terhadap Pelabuhan Somba Opu, namun usaha tersebut gagal karena perahu-perahu Makasar yang berukuran kecil lebih lincah dan mudah bergerak di antara pulau-pulau, yang ada. Kemudian kapal-kapal VOC merusak dan menangkap kapal-kapal pribumi maupun kapal-kapal asing lainnya. Keinginan untuk menghentikan ketamakan VOC dilakukan dengan cara mempersiapkan seluruh kekuatan yang ada, sebagai contoh mendirikan beberapa benteng pertahanan di sepanjang pantai, berkoordinasi dengan para sekutu. Melihat persiapan yang dilakukan oleh Sultan hasanudiin VOC ternyata juga memprsiapkan diri dengan tipu dayanya melalui politik Devide et Impera, VOC menjalin hubungan dengan seorang Pangeran Bugis dari Bone yang bernama Aru Palaka.
Tanggal 7 Juli 1667, meletus Perang antara Goa melawan VOC. VOC diimpin oleh Cornelis Janszoon Spelman, diperkuat oleh pengikut Aru Palaka dan ditambah orang-orang Ambon di bawah pimpinan Jonker van Manipa. Karena Kekuatan VOC yang dilebih besar dibangsing kekutaan begitu pula dengan persenjataan yang lebih modern VOC berhasil mendesak pasukan Hasanuddin. Benteng pertahanan tentara Goa di Barombang dapat diduduki oleh pasukan Aru Palaka. Hal ini menandai kemenangan pihak VOC atas kerajaan Goa. Hasanuddin kemudian dipaksa untuk menandatangani Perjanjian Bongaya pada tanggal 18 November 1667, yang isinya antara lain sebagai berikut.
- Goa harus mengakui hak monopoli VOC
- Semua orang Barat, kecuali Belanda harus meninggalkan wilayah Goa
- Goa harus membayar biaya perang
Isi perjanjian Bongaya sangatlah bertentangan dengan hati nurani dan kebudayaan yang telah tertanam lama dalam hidup kerajaan Goa maka Pada tahun 1668 Sultan Hasanuddin mencoba menggerakkan kekuatan rakyat untuk kembali melawan kesewenang-wenangan VOC itu. Namun perlawanan ini segera dapat dipadamkan oleh VOC. Karena kegigihannya dalam melawan VOC Sultan hasuanudiin mendapatkan julukan dari rakyatnya sebagai Ayam Jantan dari Timur.
Komentar
Posting Komentar