Eksploitasi Sumber Daya Manusia dan Kebijakan Ekonomi Perang Pemerintah Pendudukan Militer Jepang

Eksploitasi sumber daya manusia selama pendudukan pemerintah militer Jepang dilakukan terhadap semua kalangan dalam masyarakat Indonesia, terutama masyarakat kelas bawah ( Petani ) baik laki-laki maupun perempuan. Petani laki-laki dipekerjakan secara paksa oleh Jepang di objek-objek militer untuk membangun sarana dan prasarana militer, seperti rel kereta api. Tenaga kerja paksa ini disebut dengan Romusha. Romusha kebanyakan diambil dari desa-desa terutama desa yang berada di wilayah Jawa. Mereka dikirim tidak hanya untuk di wilayah Indonesia, tetapi dikirim kenegara-negara Asia lainnya seperti Thailand, Burma, Malaysia. Perlakuan pemerintah militer Jepang terhadap Romusha sangat buruk, kesehatan tidak terjamin dan makanan tidak tercukupi, sedangkan pekerjaan terkampau berat. Akibatnya banyak sekali romusha yang meninggal.

Romusha

Ketika kaum pria pada masa pendudukan Pemerintahaan Militer Jepang dijadikan sebagai tenaga kerja paksa ( Romusha ).  Maka untuk kamu perempuan yang tinggal di desa-desa mereka menjadi Jugun Ianfu. Jugun ianfu adalah istilah yang digunakan kolonialisme Jepang saat Perang Dunia II untuk menyebut wanita-wanita penghibur yang diperuntukan bagi para tentaranya.

Jugun Ianfu

Kebijakan Ekonomi Perang Pemerintah Pendudukan Militer Jepang
Kebijakan Ekonomi perang adalah semua hasil ekonomi diperuntukan  untuk menopang kegiatan perang yang sedang berkecamuk antara Jepang dan Sekutu. Perkebunan-perkebunan yang menghasilkan tanaman-tanaman yang laku dipasaran seperti tebu, teh dan kopi dihapuskan. Sebagai gantinya perkebunan-perkebunan tersebut ditanami oleh tanaman-tanaman yang sangat diperlukan untuk kepentingan perang Jepang seperti tanaman pohon Jarak yang digunakan sebagai bahan baku dalam membuat minyak pelumas.
Contoh Pohon Jarak

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemerintahaan Sipil Jepang di Indonesia

Pengertian Sejarah

Pembentukan Organisasi Semi Militer dan Militer